Bumi Baca Rancaekek adalah sebuah Taman Bacaan Masyarakat yang saya dirikan pada tanggal 10 Januari 2012. Berguru pada TBM yang sudah lebih dulu lahir, saya mengawali kegiatan saya dengan modal buku-buku koleksi saya pribadi. Sejak kecil, saya senang membeli dan membaca buku terutama fiksi. Kebiasaan ini terus berlanjut hingga saya berumah tangga.
Awalnya, karena minimnya jumlah buku, saya lebih mengutamakan kegiatan. Mengajak anak-anak bermain, mendongeng, belajar bersama, bergiliran membaca buku, menggambar, mewarnai, dan sebagainya.
Pikir saya, jika TBM yang saya kelola ingin maju, saya harus berusaha untuk menarik minat pengunjung untuk datang. Sasaran utama saya adalah anak-anak. Hingga sayapun berusaha agar anak-anak selalu berkunjung kembali untuk membaca di TBM. Selain terus menambah koleksi buku, saya juga mulai membeli beberapa peralatan mainan dan alat musik. Dan dugaan saya benar, selain anak-anak, banyak juga remaja yang berdatangan.
Sekarang, pengunjung TBM yang saya kelola terus bertambah. Setiap hari, lebih dari 60 pengunjung berdatangan. Dang jumlah anggotanyapun sudah lebih dari 200 dari berbagai usia.










"Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi apa yang telah kamu berikan untuk negara." Pepatah itulah yang selalu menyemangati saya untuk terus berkarya, terus menyemangati anak-anak untuk selalu ingin membaca. Karena saya yakin, dengan membaca, mereka bisa maju. Bangsa ini bisa maju.


Di setiap hari libur, dengan menggunakan motor, saya berkeliling kampung di wilayah kecamatan Rancaekek untuk membuka perpustakaan jalanan. Dalam kegiatan ini, banyak kegiatan yang dilakukan. mengajari anak-anak menulis cerita, mengajari membuat karya tangan dari barang bekas, mengadakan lomba kecil-kecilan, dan sebagainya.
Walau hadiahnya hanya berupa susu kotak, atau snack, anak-anak selalu antusias mengikuti kegiatan.
Semoga, apa yang saya lakukan ini tidak sia-sia. Apalah artinya uang yang dikeluarkan, jika kita mendapatkan kebahagiaan lebih dari nilai uang yang kita keluarkan. Pembaca yang budiman, mengelola TBM mandiri memang tidak mudah, kita harus siap dengan segala resikonya, termasuk untuk selalu ikhlas mengeluarkan uang dari saku pribadi.
Dan semoga ada diantara para pembaca yang terketuk hatinya untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat atau memberikan bantuan buku yang sudah tidak anda baca untuk kami. :)