The Last Werewolf (Manusia Serigala Terakhir)


Alun-alun Kota, Bedburg, Jerman, 1591.  Warga kota Bedburg berkumpul untuk menyaksikan kematian si manusia serigala. Semua mata tertuju pada seseorang, Peter Stubbe. “Aaaaaa…. Huwaaaa…. ” Stubbe menahan sakit dalam setiap teriakannya. Wuttt…, tak! Sabetan cambuk kembali dihantarkan pada tubuh Stubbe yang terikat di roda kayu penyiksaan.   “Apakah kamu masih tidak mau mengaku?” kembali Jaksa Arnold membentaknya. Stubbe telah kehilangan tenaga, dia sungguh tak berdaya. “Aku tak akan mengaku, aku bukan serigala seperti yang kalian tuduhkan. Aku manusia, seperti kalian,” ucap Stubbe lirih. “Bereskan dia!” perintah Jaksa Arnold pada algojonya. Sret! Cras…! Dengan satu tebasan, kepala Peter Stubbepun terpisah dari badannya. Kepalanya menggelinding kehadapan Jaksa Arnold. “Horeee…! jaksa Arnold mulia, Jaksa Arnold mulia…!” Semua warga bersorak-soray,  semua wajah terlihat senang.  ”Mulai sekarang, hidup kita damai, tak ada lagi manusia serigala menghantui kita. Tak akan ada nyawa melayang, tak ada pula tubuh yang akan terkoyak. Manusia serigala terakhir telah mati!” Arnold berteriak sambil mengacung-acungkan kepala Stubbe. Darah dari potongan kepala Stubbe mengalir pada tangannya menjalar hingga kedada.  Arnold merasakan seperti ada ayang memasuki tubuhnya, dingin…,  begitu dingin. “Serigala terakhir…, serigala terakhir…, auuuuuuu….”  Satu suara dalam tubuhnya. Arnold kaget, dia mencari asal suara.
“Auuuuuuuuuu…….” satu  lengkingan  terdengar kembali  namun mengapa dari dalam tubuhnya?